Red Flag yang Sering Diabaikan (Karena Terlalu Halus)
Kayak... ada sesuatu yang ngusik, tapi terlalu samar buat dianggap serius.
Itu bukan perasaan lebay.
Itu bisa jadi red flag.
Dan sayangnya, yang paling bahaya justru yang paling halus.
Dulu, aku pernah dekat sama seseorang yang—secara kasat mata—sempurna.
Manis, perhatian, nggak pernah marah, bahkan suka ngasih kejutan kecil.
Teman-temanku bilang, “Dia itu green flag banget!”
Dan ya, aku percaya.
Setiap kali aku cerita tentang mimpiku, dia cuma senyum datar.
Kadang malah langsung ganti topik.
Mungkin dia bener ya? Mungkin aku nggak sehebat itu.
Waktu akhirnya kami putus, bukan karena drama gede.
Dan saat lihat ke belakang, aku sadar—aku ngelangkahin banyak red flag kecil.
Bukan karena nggak keliatan, tapi karena aku terlalu pengen percaya dia baik.
Seringkali, red flag nggak muncul dalam bentuk bentakan atau selingkuh terang-terangan.
Tapi muncul dalam bentuk:
- Komentar yang bikin kamu meragukan diri sendiri.
- Nggak pernah benar-benar dengerin waktu kamu cerita.
- Ngeledek hal-hal yang kamu suka, dengan nada bercanda.
- Bikin kamu ngerasa “beruntung” bisa punya dia, padahal... kamu juga layak dicintai.
Nggak kerasa.
Tapi bisa bikin retak kalau dibiarkan terus.
Kadang, yang bikin kita bertahan bukan karena nggak sadar...
Tapi karena kita terlalu berharap orang itu bisa berubah.
Padahal, intuisi kamu seringkali lebih jujur daripada kata-kata mereka.
Pernah nggak kamu ngalamin red flag halus yang baru kamu sadari setelah semuanya selesai?
Cerita yuk di kolom komentar. Mungkin ceritamu bisa jadi "lampu kuning" buat orang lain yang lagi jalan di jalur yang sama.
Tidak ada komentar: