4 Kesalahan Finansial yang Sering Bikin Dompet Bocor (Tanpa Kita Sadar)
4 Kesalahan Finansial yang Sering Bikin Dompet Bocor (Tanpa Kita Sadar)
Pernah merasa gaji baru masuk, tapi seminggu kemudian sudah entah ke mana?
Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak orang yang bekerja keras tiap bulan, tapi tetap merasa “dompet bocor” tanpa jelas ke mana larinya uang.
Rasanya seperti menimba air dengan ember bolong—capek kerja, tapi tabungan nggak pernah penuh.
Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak orang yang bekerja keras tiap bulan, tapi tetap merasa “dompet bocor” tanpa jelas ke mana larinya uang.
Rasanya seperti menimba air dengan ember bolong—capek kerja, tapi tabungan nggak pernah penuh.
Aku pun pernah ada di fase itu. Gajian rasanya cuma numpang lewat.
Awalnya aku pikir karena gaji kurang, ternyata masalahnya ada di cara mengelola uang.
Dan setelah ngobrol sama teman-teman, ternyata banyak dari kita melakukan
kesalahan finansial yang sama, berulang kali.
Awalnya aku pikir karena gaji kurang, ternyata masalahnya ada di cara mengelola uang.
Dan setelah ngobrol sama teman-teman, ternyata banyak dari kita melakukan
kesalahan finansial yang sama, berulang kali.
Nah, di artikel ini aku akan cerita 4 kesalahan finansial yang sering bikin dompet kita bocor,
supaya kamu bisa lebih aware dan mulai memperbaikinya.
supaya kamu bisa lebih aware dan mulai memperbaikinya.
1. Belanja Impulsif Gara-Gara Diskon
Kamu pernah nggak, lagi nggak butuh apa-apa, tapi lihat tulisan “FLASH SALE 70%”, langsung klik checkout?
Padahal kalau dipikir, barang itu nggak terlalu penting. Tapi strategi marketing memang didesain untuk bikin kita lapar mata.
Inilah kebocoran dompet paling klasik: belanja impulsif.
Padahal kalau dipikir, barang itu nggak terlalu penting. Tapi strategi marketing memang didesain untuk bikin kita lapar mata.
Inilah kebocoran dompet paling klasik: belanja impulsif.
Tipsnya:
sebelum beli sesuatu, tanya diri sendiri, “Kalau ini nggak diskon, masih aku beli nggak?”
Kalau jawabannya “nggak”, berarti bukan kebutuhan.
sebelum beli sesuatu, tanya diri sendiri, “Kalau ini nggak diskon, masih aku beli nggak?”
Kalau jawabannya “nggak”, berarti bukan kebutuhan.
2. Gaya Hidup yang Naik Seiring Gaji Naik
Dulu waktu masih mahasiswa, bisa nongkrong di warung kopi pinggir jalan aja udah bahagia.
Sekarang, gaji naik, nongkrongnya pindah ke coffee shop fancy dengan latte Rp60 ribu.
Inilah yang disebut lifestyle inflation: gaya hidup ikut naik seiring penghasilan, tapi tabungan tetap segitu-gitu aja.
Sekarang, gaji naik, nongkrongnya pindah ke coffee shop fancy dengan latte Rp60 ribu.
Inilah yang disebut lifestyle inflation: gaya hidup ikut naik seiring penghasilan, tapi tabungan tetap segitu-gitu aja.
Solusi sederhana: tetap pertahankan beberapa kebiasaan hemat lama.
Gaji boleh naik, tapi jangan biarkan gaya hidup menguasai.
Gaji boleh naik, tapi jangan biarkan gaya hidup menguasai.
3. Mengabaikan Dana Darurat
Bayangkan, suatu hari laptop rusak atau ada anggota keluarga sakit.
Kalau nggak punya dana darurat, terpaksa gesek kartu kredit atau minjem sana-sini.
Itu sebabnya, dana darurat adalah “payung sebelum hujan” yang sering diabaikan.
Kalau nggak punya dana darurat, terpaksa gesek kartu kredit atau minjem sana-sini.
Itu sebabnya, dana darurat adalah “payung sebelum hujan” yang sering diabaikan.
Idealnya, sediakan minimal 3-6 bulan biaya hidup.
Mungkin butuh waktu untuk ngumpulin, tapi percayalah, ini penyelamat finansial saat badai datang.
Mungkin butuh waktu untuk ngumpulin, tapi percayalah, ini penyelamat finansial saat badai datang.
4. Tidak Tahu Kemana Uang Pergi
Banyak orang bilang, “Aku udah hemat, tapi kok uang tetap habis ya?”
Masalahnya: nggak pernah nyatet pengeluaran.
Dari jajan bubble tea Rp30 ribu, ongkos transport, sampai subscription yang jarang dipakai,
semuanya kelihatan kecil tapi kalau dijumlah bisa bikin kaget.
Masalahnya: nggak pernah nyatet pengeluaran.
Dari jajan bubble tea Rp30 ribu, ongkos transport, sampai subscription yang jarang dipakai,
semuanya kelihatan kecil tapi kalau dijumlah bisa bikin kaget.
Solusinya:
catat pengeluaran, sekecil apapun. Bisa pakai aplikasi keuangan atau catatan manual.
Dengan begitu, kamu bisa tahu kebocoran kecil yang selama ini nggak disadari.
catat pengeluaran, sekecil apapun. Bisa pakai aplikasi keuangan atau catatan manual.
Dengan begitu, kamu bisa tahu kebocoran kecil yang selama ini nggak disadari.
Mengatur keuangan itu ibarat menambal ember yang bocor. Kalau kita nggak sadar di mana lubangnya,
sebanyak apapun air yang kita tuang (alias gaji yang masuk), tetap akan habis.
sebanyak apapun air yang kita tuang (alias gaji yang masuk), tetap akan habis.
Empat kesalahan di atas adalah lubang paling umum.
Kalau kamu bisa menghindarinya, perjalanan menuju finansial yang lebih sehat akan jauh lebih mudah.
Sekarang aku penasaran:
Dari 4 kesalahan tadi, mana yang paling sering bikin dompet kamu bocor?
Tulis di kolom komentar ya—siapa tahu pengalamanmu bisa jadi pelajaran buat yang lain juga.
-------------------------------------------------------------------------
Versi Video:
4 Kesalahan Finansial yang Sering Bikin Dompet Bocor (Tanpa Kita Sadar)

Tidak ada komentar: