3 Prinsip Stoik yang Bikin Kamu Lebih Tenang dalam Hidup

 


“Gimana sih caranya tetap tenang di tengah hidup yang sering nggak masuk akal?”

Dulu, saya juga sering nanya hal itu.

Setiap kali ada rencana yang gagal, orang yang menyebalkan, atau berita yang bikin kepala panas, 
saya langsung overthinking. Pikiran muter-muter, bawaannya pengen ngeluh atau kabur dari semua.


Sampai suatu hari saya baca kutipan ini:

“Kita tidak bisa mengontrol angin, tapi kita bisa mengatur layar.”
— Epictetus


Kalimat itu sederhana, tapi langsung bikin saya diem sejenak.


Dan dari situlah saya kenal dengan Stoikisme—sebuah filosofi kuno yang ternyata, makin ke sini makin relevan.


Hari ini, saya mau cerita 3 prinsip stoik yang secara nyata bikin hidup saya lebih tenang, lebih "lempeng", bahkan di tengah kekacauan.


1. Fokus ke Hal yang Bisa Kamu Kontrol

Bayangin kamu lagi terjebak macet, padahal udah buru-buru karena ada meeting penting. 
Yang bikin stres bukan cuma macetnya, tapi karena kamu ngerasa nggak berdaya.


Nah, menurut Stoik, itulah jebakan pikiran kita: 
kita terlalu sering ngotot ngatur hal yang di luar kendali.


Prinsip pertama Stoik mengajak kita membedakan:

  • Mana yang bisa kita kontrol (tindakan kita, respons kita)
  • Mana yang nggak bisa kita kontrol (cuaca, opini orang, hasil akhir)


Contohnya: kamu nggak bisa ngatur orang suka atau enggak sama kamu. 
Tapi kamu bisa ngatur sikapmu. Kamu nggak bisa maksa hasil interview. 
Tapi kamu bisa ngatur persiapan dan usahamu.


Waktu saya mulai fokus sama hal yang bisa saya kendalikan, hidup jadi jauh lebih ringan
Energi nggak habis buat ngeluh atau nyalahin keadaan.


2. Lihat Masalah Sebagai Latihan Mental

Pernah nggak, kamu ngalamin hari yang rasanya kayak semua masalah datang sekaligus?

Kalau dulu, saya bakal bilang: "Kenapa sih hidup nggak adil banget?"

Tapi prinsip Stoik mengajarkan hal sebaliknya:

Masalah itu bukan hukuman. Tapi latihan.


Para filsuf Stoik percaya bahwa setiap kesulitan adalah kesempatan melatih karakter kita
kesabaran, keberanian, keteguhan.


Waktu saya kehilangan pekerjaan tahun lalu, saya belajar mempraktikkan ini. Awalnya panik, tapi kemudian saya berpikir: 
“Oke, ini momen buat ngasah mental. Gimana cara saya tetap tenang dan terus bergerak meski kondisi nggak ideal?”


Dan bener aja, dari situ saya justru nemu peluang baru yang sebelumnya nggak pernah saya lirik.

Masalah nggak hilang, tapi cara kita melihat dan menghadapinya berubah.


3. Hidup Itu Sementara—Jadi Jangan Terlalu Serius

Ini prinsip yang paling mengubah cara saya memaknai hidup: 
memento mori — ingat bahwa kita semua akan mati.


Terdengar suram? Justru sebaliknya.


Ketika kita sadar hidup itu sementara, kita jadi:

  • Lebih hadir di momen sekarang
  • Lebih memaafkan
  • Lebih ringan dalam menjalani hidup


Bayangin kamu cuma punya waktu 1 bulan di kota yang kamu cintai. Kamu pasti bakal lebih menikmati setiap harinya, kan?


Begitu juga dengan hidup.


Prinsip ini ngajarin saya untuk tidak menunda kebahagiaan, tidak terlalu memusingkan hal remeh, dan lebih banyak bersyukur.


Bukan Tentang Jadi "Kebal", Tapi Jadi Lebih Bijak

Stoik bukan tentang jadi manusia dingin tanpa emosi. 
Tapi tentang belajar merespons hidup dengan bijak, bukan reaktif.


Dan itu bukan hal yang instan. Tapi bisa dilatih, sedikit demi sedikit.


Kalau kamu sering merasa hidup ini chaos dan melelahkan, mungkin sudah saatnya kamu mencoba prinsip-prinsip Stoik ini. 
Bukan untuk mengubah dunia—tapi untuk mengubah caramu melihat dan merespons dunia.


Sekarang giliran kamu.

Dari 3 prinsip tadi, mana yang paling ingin kamu coba terapkan duluan?
Atau kamu punya pengalaman yang bikin kamu merasa lebih "stoik"?


Cerita kamu bisa jadi inspirasi buat orang lain juga. Share di kolom komentar, ya!


-------------------------------------------------------------------------

Versi Video:

3 Prinsip Stoik yang Bikin Kamu Lebih Tenang dalam Hidup

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.