Bangga Sama Hal Kecil: Kenapa Rasanya Justru Lebih Besar?

 


Pernah nggak, kamu ngerasain momen kecil yang bikin dada kamu tiba-tiba penuh?
Padahal orang lain mungkin nggak akan ngerti.
Mungkin mereka bahkan bakal bilang, “Ah, gitu doang.”
Tapi buat kamu... 
rasanya kayak memenangkan dunia.

Aku masih ingat banget, suatu sore yang biasa-biasa aja.
Aku lagi duduk sendirian di kafe kecil, ngadep laptop, ngetik pelan-pelan.
Sore itu aku berhasil nulis satu halaman penuh setelah berhari-hari stuck.
Bukan novel. Bukan artikel viral.
Cuma satu halaman diary, tentang apa yang lagi aku rasain.
Tapi anehnya, saat aku save file itu, aku pengen nangis.
Bukan karena sedih.
Tapi karena akhirnya aku bergerak lagi.
Sedikit. Tapi nyata.

Atau waktu aku berhasil minum 2 liter air sehari, setelah sekian lama janji ke diri sendiri tapi selalu lupa.
Atau saat aku berani bilang “nggak” ke sesuatu yang nggak aku mau, walau tangan gemeteran.
Atau sesederhana berhasil bangun lebih pagi satu hari, setelah berbulan-bulan terlena alarm snooze.

Hal kecil.
Tapi rasanya... besar.
Bangga.
Puas.
Kayak akhirnya aku tunjukkan ke diri sendiri:
Aku bisa.


Kadang kita terlalu sibuk ngejar validasi gede — penghargaan, pengakuan, sorotan —
sampai lupa, bahwa kemenangan-kemenangan kecil ini lah pondasi kekuatan kita.
Batu bata kecil yang suatu hari bakal jadi istana besar.

Jangan pernah remehkan hal kecil yang kamu capai hari ini.
Karena seringkali, langkah kecil itu lebih berani daripada lari sprint.
Lebih tulus.
Lebih jujur.


Aku penasaran:


Hal kecil apa yang terakhir kamu capai, tapi bikin kamu ngerasa bangga banget?
Cerita, ya, di kolom komentar. Aku pengen banget baca kisahmu. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.